Langsung ke konten utama

Mengenali Core Value dalam Tugas Misi Matrikulasi

Core Value
Misi sebelumnya di Matrikulasi#10 belajar bersama Mba Lulu mengenai "Merdeka Belajar" dan mendapat tugas Misi 3 untuk membuat Peta Belajar. Sekarang, di misi 4, berkesinambungan dengan misi sebelumnya, mendapat materi dari Mba Endang Prasdianti mengenai "Core Value".

Core Value dalam Ibu Profesional

Core Value atau Nilai Kebaikan pada Ibu Profesional adalah prinsip dan nilai utama sebuah fondasi, yang mana valuenya ada 5 dan dikenal dengan 5B, yaitu Belajar, Berkembang, Berkarya, Berbagi dan Berdampak. Mengapa 5B? Dijelaskan saat awal Foundation oleh Mba Utami Sadikin, harus 5B karena merupakan nilai pokok yang harus diperjuangkan dan diterapkan dalam perilaku sehari-hari sehingga dapat dijiwai dalam kebaikan.
Core Value
  • Belajar, seorang ibu harus mau belajar, mau mempelajari dan tidak takut belajar hal baru.
  • Berkembang, seorang ibu harus mau meningkatkan kualitasnya.
  • Berkarya, seorang ibu tidak harus menghasilkan karya yang berwujud materi, tetapi yang terpenting adalah menularkan hal-hal baik pada sesama.
  • Berbagi, harus mau membagikan apa yang telah dijalankan.
  • Berdampak, apa yang dibagikan harus bisa memberi dampak dimulai dari lingkungan terdekat, dan dimulai dari hal-hal kecil.

Arti Pembelajar Sejati

Pada materi yang dibahas Senin (23/5), lebih ditekankan pada belajar dan berkembang. Mengapa? Karena kita di Matrikulasi#10 ini sedang berada di proses belajar untuk mengenali diri sendiri dan mengembangkan apa yang ada pada diri kita.
Core Value
Menurut saya, seorang ibu sebenarnya seorang pembelajar sejati. Karena menjadi seorang ibu adalah awal mula sebuah perjalanan proses belajar yang tiada hentinya. Seorang ibu yang baru saja menerima perubahan pada dirinya menjadi seorang istri, pendidik, pengayom, pengajar bagi anak bukanlah hal mudah.
Seorang ibu harus belajar banyak hal, mulai dari belajar management time di mana ibu harus bisa membagi waktu untuk bisa beberes rumah, menyiapkan keperluan keluarga, mendampingi anak, bekerja dan menyenangkan dirinya sendiri. Selain itu, seorang ibu juga harus belajar mengontrol emosi, meski lelah, stress, berbagai masalah sedang dihadapi, harus bisa tetap lunak di depan anak-anak. Seorang ibu juga harus belajar pola asuh, parenting untuk mendampingi anak-anak. Harus belajar ilmu ASI, MPASI, dan lain sebagainya.
Itu baru hanya mengenai tugas utamanya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Masih ditambah ketika kita ingin melakukan me time dengan mengenali diri sendiri, seperti menulis, membuat karya, berjualan. Itu semua membutuhkan ilmu untuk dipelajari.
Semua itu harus dipelajari bukan? Maka dari itu, menurut saya, seorang ibu adalah pembelajar sejati. Karena tidak ada waktunya untuk berhenti belajar. Bahkan ketika ingin rehat sejenak untuk mengambil jeda, seorang ibu harus belajar dahulu, belajar menentukan prioritas dari kuadran 1 sampai 4. Mengurutkan hal terpenting yang harus diselesaikan sampai bisa diselesaikan waktu berikutnya. Ingin rehat saja tetap harus belajar menentukan prioritas, bagaimana bisa seorang ibu tidak bisa disebut pembelajar sejati hihi.
Seorang pembelajar sejati, biasanya memiliki visi misi yang jelas dalam hidupnya. Memiliki prinsip kuat dalam menjalani proses kehidupannya. Melalui dasar-dasar tersebut, pembelajar sejati memahami, apa saja yang ingin dilakukan dan dicapai, baik dalam waktu dekat ataupun jangka waktu panjang.
Sesuai dengan misi 3 pada Matrikulasi #10 yang meminta kita untuk membuat Peta Belajar dan kini ditugaskan untuk menyusun Core Value. Tanpa kita sadari, kita sebagai seorang ibu telah menjadi pembelajar sejati.

Tugas Misi 4 Matrikulasi #10

Core Value
Seusai menyelesaikan tugas pada misi 3 mengenai Peta Belajar, di misi 4 kita ditugaskan untuk membuat perencanaan mengenai Core Value. Saat menyusun Peta Belajar, saya memiliki 3 peran, sebagai Educator yaitu guru pertama untuk anak dan guru les private, Journalist sebagai penulis dan Creator sebagai Content Creator Curriculum dalam sebuah komunitas.
Dari ketiga peran tersebut, saya hanya akan mengambil 2 peran saja. Sedangkan untuk menjadi peran creator di komunitas, saya akan memilih beristirahat sejenak sebagai keputusan saya dan suami untuk menyambut kehadiran buah hati yang kedua. Kedua peran yang saya ambil akan dikaitkan dengan Core Value yang ada pada Ibu Profesional yaitu 5B dengan fokusnya Belajar dan Berkembang. Sesuai arahan dari Mba Endang Prasdianti, melalui 4 ilmu yaitu :
  • Ilmu apa yang akan aku pelajari
  • Ilmu apa yang akan aku tingkatkan
  • Ilmu apa yang perlu aku latih
  • Ilmu apa yang bisa aku bagi
Core Value
Menjadi seorang educator dengan dua peran, di mana peran seorang guru utama bagi anak menjadi prioritas utama yang harus saya jalankan sampai waktunya anak memasuki masa sekolah. Di mana saya ingin mendampingi dan melakukan home schooling bagi anak saya sendiri, otomatis ada banyak hal yang saya butuhkan.
Saya harus belajar parenting, kurikulum usia anak dini, menyusun lesson plan dan evaluasinya, management time, manajemen emosi, stimulus untuk anak, dan semua hal yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Semua itu saya dapatkan melalui belajar otodidak, dari webinar, kelas online, buku, seminar dan tentunya komunitas parenting.
Saat anak pertama, saya merasa terlambat mempersiapkan hal-hal tersebut. Tetapi, pada anak kedua ini, saya harus mempersiapkannya sejak dini. Menyusun lesson plan yang lebih matang, belajar lebih dalam lagi. Melalui pengalaman anak pertama, ilmu yang perlu saya tingkatkan yang utama adalah management time, kontrol emosi dan tumbuh kembang anak sejak usia newborn.
Semua itu perlu dilatih terus menerus terutama untuk management time. Melalui menyusun jadwal seperti habit tracker yang disusun setiap hari apa saja yang akan dilakukan. Supaya lebih tertata lagi kegiatan-kegiatan yang akan saya lakukan. Berikutnya saya perlu melatih lebih dalam lagi mengenai kontrol emosi, supaya lebih memahami diri saya sendiri ketika lelah mulai datang dan bagaimana caranya mengatasi rasa lelah tersebut supaya tidak terlepas amarah pada anak.
Apakah semua yang sudah saya pelajari, tingkatkan dan dilatih akan dibagi? Ya tentu saja. Saya akan membagikan melalui sosial media, talkshow, webinar ataupun kuliah whatsapp. Menceritakan kegiatan bermain belajar bersama anak, membagikan keseruan dan berbagi ide untuk para ibu di luar sana. Membagikan apa saja yang bisa kita habiskan kegiatannya bersama anak dengan seru dan bermanfaat.
Setelah belajar bermain bersama anak, saya menjadi seorang creator dengan membagikan momen tersebut melalui media sosial. Jadi saya harus meningkatkan ilmu desain saya supaya lebih menarik untuk dilihat, dan meningkatkan update perkembangan sosial media. Itu semua menjadi peran baru yang saya inginkan.
Selain menjadi seorang guru utama bagi anak, saya ingin melanjutkan mimpi saya untuk memiliki bimbingan belajar sendiri, dengan kembali menjalankan peran sebagai guru les private. Karena terhenti atau vakum dari peran tersebut cukup lama, membuat saya harus mengulangi kembali banyak hal untuk dipelajari seperti kurikulum yang saat ini digunakan, update mengenai teknologi pembelajaran yang digunakan, termasuk update ilmu mata pelajaran sekolah formal.
Mulai dari belajar otodidak, melalui buku, kelas online. Harapannya bisa meningkatkan kembali ilmu yang pernah dipelajari, dan melatih public speaking yang baik. Setelah semua tahapan selesai saya laksanakan, akan saya bagikan dengan menjadi guru private yang bisa disenangi oleh para siswa dan mendirikan bimbingan belajar.
Peran berikutnya, menjadi seorang journalist tepatnya penulis. Sebuah peran yang saya sukai dan saya miliki kemampuannya meski masih butuh banyak belajar. Harus terus belajar mengenai tata penulisan, tata bahasa, mengasah kemampuan dengan lebih rutin dan konsisten menulis. Melalui kelas menulis baik menulis fiksi ataupun non fiksi dan komunitas menulis.
Semua yang saya pelajari, tingkatkan dan telah saya lalukan akan saya bagikan, dengan berbagi melalui artikel yang bermanfaat dan memenuhi kaidah SEO, membagikan cerita fiksi tapi memiliki makna cerita yang bermanfaat.
Core Value
Sebagai manusia, kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menjalani kehidupan di dunia ini. Seharusnya kita bersyukur dengan menjalankan dan memanfaatkannya sebaik mungkin dengan diisi banyak kegiatan positif dan bermanfaat. Menikah, menjadi seorang istri lalu memiliki anak dan menjadi seorang ibu, bukan berarti menghentikan langkah kita ataupun sekedar semangat kita.
Justru peran baru ini mengantarkan kita untuk terus bermimpi, berencana dan mewujudkan semua rencana mimpi tersebut. Terus berbahagia, belajar, mengembangkan diri, berkarya, berdaya, dan menebar kebaikan untuk keluarga dan lingkungan.
Mari kita dengan bahagia mulai kenali diri sendiri, susun rencana, terus semangat belajar, dan miliki prinsip yang kuat seperti Core Value yang ada pada Ibu Profesional. Miliki rencana Core Value yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungan.

#Zona2
#PenjelajahPelabuhanSamuderaAmarta
#Matrikulasi10
#InstitutIbuProfesional
#IbuprofesionalforIndonesia
#ip4id2022
#womenincooLABoration

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anakku Cinta Tak Terbatasku

Hari ini, tepat lima tahun kau hadir dalam hidup kami. Kehadiranmu yang merubah banyak hal dalam perjalanan kehidupan kami. Merubah sebutan bagiku menjadi seorang ibu. Tak mudah menjadi dirimu. Selalu bersabar menerima kami, yang masih selalu harus belajar untuk menjadi orang tua. Belajar dari setiap perkembanganmu dan memperbaiki kesalahan kami padamu. Aku tahu, aku belum jadi ibu yang sempurna. Tapi aku selalu berusaha untuk bisa menjadi ibu yang tepat bagimu. Berusaha untuk menjadi ibu yang terbaik versi kamu anakku. Kamu yang pertama mengubah segala langkah kehidupanku. Mengubah banyak hal dari diriku, baik secara fisik ataupun mental. Banyak rasa bahagia yang tak mampu ku ungkapkan atas rasa syukurku dipercaya oleh Allah untuk memilikimu. Meski tak banyak pula rasa menyesalku atas kesalahanku padamu, atas amarahku padamu yang bahkan kamu pun belum tahu atas kesalahan tersebut. Benar, bukan kamu yang salah, tetapi aku yang kurang banyak sabarnya. Lima tahun berlalu, tapi aku tak ta

Sepenggal Ungkapan untuk Kekasih Hati

Hai sayang. Tidak terasa ya, kita sudah menjalani kehidupan pernikahan ini enam tahun. Waktu yang masih terbilang singkat bila dilihat dari sudut pandang mereka yang telah bersama hingga usia senja. Tapi waktu yang sudah cukup lama bila dinilai oleh mereka yang baru bersama. Ingatkah kamu pertama kali kita berkenalan? Pertama kali memutuskan untuk menuju hubungan lebih serius? Iya tidak apa kalau kamu lupa sayang. Aku tidak marah, cuma sedikit merajuk saja haha. Tapi, kapan sih kamu serius? Oh ya, ketika menemaniku persalinan Adik beberapa bulan lalu ya karena aku yang mulai kelelahan tapi Adik tidak kunjung keluar dan aku sudah terinfus, tensiku pun mulai naik dari biasanya. Lalu apa lagi ya sayang? Mungkin, ketika kita mengalami perseteruan dan aku yang memilih diam karena merasa lelah menghadapi karaktermu. Lalu apa lagi? Aku lupa sayang, mungkin kamu bisa mencoba mengingatnya sebagai tugas dariku, anggap saja pekerjaan rumah aka PR dariku. Selebihnya? Kamu penuh dengan gurauan. Kad

Menjadi Seorang Ibu yang Siap Berkarya

Alhamdulillah, #Matrikulasi10 bersama Ibu Profesional telah tiba di zona terakhir dan membahas menjadi seseorang yang produktif dan memiliki karya terutama bagi saya meski telah menjadi seorang ibu tentunya tetap ingin produktif, berkembang dan berkarya.  Menjadi seorang ibu tentulah bukan sebuah alasan untuk kita berhenti belajar apalagi produktif menghabiskan waktu sehari-hari hingga menghasilkan karya. Zona terakhir ini kami mahasiswi #Matrikulasi10 diajak bersama untuk menyelami diri sendiri, lebih mengenali diri untuk menelaah apa saja yang ada pada diri. Menelaah kegiatan yang biasa dilakukan supaya bisa lebih fokus, mengembangkan minat potensi bakat, memilah kegiatan yang produktif dan bermanfaat, juga memilah prioritas kegiatan. Kuadran Aktivitas Kuadran aktivitas merupakan pengelompokkan kegiatan yang umumnya dilakukan sehari-hari, mulai dari biasa dilakukan sampai tidak biasa tetapi terkadang terpaksa dilakukan karena tuntutan. Kuadran aktivitas membagi kegiatan yang biasa di